WP Themes tutorial #5d: Else, Post ID, Judul Link

Meskipun WPdesigner sudah berpindah tangan dari Small Potato ke Pawel Ciszewski, saya tetap akan meneruskan terjemahan tentang Tutorial Berseri tentang pembuatan Themes WordPress sampai selesai. Selamat buat Small Potato, anda mendapat uang banyak. US$65,000 bukanlah jumlah yang sedikit buat saya. Kapan ya blog saya bisa dihargai segitu 😕 Oh iya untuk Pawel Ciszewski, jangan bunuh WPDesigner. Jadilah seperti jai di BOB yang tetap aktif dengan tutorial WordPressnya.

Okay, dari  WP Theme Lesson #5d: Else, Post ID, Link Title oleh Small Potato diterjemahkan oleh Mochammad Kurniawan, mari kita teruskan terjemahan Tutorial Berseri ini.

Pelajaran kali ini mencakup tiga  opsi tambahan dimana anda bisa menambah tiap post. Else, postID dan nilai judul link. Meskipun mereka opsional, anda bisa mencari tiga dari mereka di hampir semua theme gratis dari Small Potato karena anda tidak pernah tahu apa yang dimaui orang-orang yang menggunakan theme anda.

Pertama, jangan sampai lupa untuk memulai Xampp Control.

Langkah 1:

Tulis kode di bawah <?php endwhile; ?>

<?php else: ?>

<div class=”post”>
<h2><?php _e(’Not Found’); ?></h2>
</div>

Seperti ini: (Ingat, gunakan tab untuk mengatur jarak.)

Simpan, tapi anda tidak akan melihat beberapa perubahan. Kita harus kembali ke pelajaran #5, Perulangan, untuk menjelaskan apa yang anda ketik sebelumnya.

Di bawah ini adalah perulangannya
<?php if(have_posts()) : ?><?php while(have_posts()) : the_post(); ?>

<?php endwhile; ?>

<?php endif; ?>

Pertama, if(have_posts()) mengecek dan melihat apakah anda mempunya post di blog anda. Kedua,  while(have_posts()) menjalankan the_post() untuk memanggil post anda. Else adalah apa yang akan dilakukan ketiak anda tidak mempunyai sebuah post pun. Bayangkanlah while() dan endwhile; berada di antara if() dan else :. Itulah mengapa <?php else : ?> ditulis setelah <?php endwhile; ?>.

Sekarang itulah yang anda ketahui apa itu else, apa yang anda tuliskan WordPress untuk mengerjakan ketika anda tidak mempunyai sebuah post atau ketika tidak memiliki post? Anda menghendakai WordPress untuk menampilkan pesan kesalahan Not Found. Pesan itu bisa apapun yang anda inginkan. Anda bisa mendownload theme-nya wpdesign.com. Coba lihat pada file index.php untuk contoh.

Pada contoh di bawah, pesan Not Found berada di antara <?php _e(’ ‘); ?>. Seperti yang saya katakan pada anda beberapa saat yang lalu, itu tidaklah penting.

Pesan dan kode dari Not Found diterangkan oleh <h2> dan ditutup oleh </h2>.Itu juga tidak terlalu dibutuhkan. Anda bisa menggunakannya dengan mudah:

<div class=”post”>
Not Found
</div>

Tapi, penggunaan tag <h2> (sub-heading) untuk pesan kesalahan membuat lebih mudah untuk dilihat oleh pengunjung bahwa di sana tidak ada apa-apa pada halaman tersebut.

Apa guna dari <div class=”post”> dan </div>? Baiklah, anda tidak ingin pesan kesalahan untuk teruntai pada bagian tengah dari manapun bukan? Anda membungkus masing-masing entri dengan  tag <div class=”post”> tag </div>. Jadi hal yang sama, meskipun pesan kesalan bukanlah konten yang aktual, teks hanya seperti entri.

Step 2:
Tambah id=”post-<?php the_ID(); ?>” ke <div class=”post”>

Simpan notepad anda dan refresh browser anda. Sekarang pergi ke View > Page Source atau Source. Anda akan melihat bahwa masing-masing post, sekarang mempunyai angka atau post ID bersamanya. the_ID() mudahnya memanggil untuk id masing-masing post; hanya itu.

Mengapa menggunakannya? Untuk mengkusom tampilan post, secara individual. Berikutnya, ketika anda menggunakan file style.css untuk menampilkan wajah theme anda bagaimana post tampak, setiap post akan tampak sama. Dengan ID yang unik dengan masing-masing post, anda bisa menampilkan sebuah post berbeda dengan post lainnya. Tanpa ID, anda tidak bisa membedakan post dengan file style.css.

Bagaimana anda membedakan antara class dan id untuk DIV or invisible box? DIV adalah sebuah tag, class adalah sebuah atribut. id adalah sebuah atribut. Masing-masing tag bisa mempunyai atribut yang banyak seperti masing-masing DIV bisa memiliki antara class dan id. (Catatan: id adalah atribut dari xhtml. the_ID() adalah fungsi PHP. Mereka berbeda.)

Langkah 3:
Tambah title=”<?php the_title(); ?>” pada link judul post.

 

gambar tersebut adalah bagian dari gambar untuk menjelaskan dimana anda seharusnya meletakkan kode. Simpan dan refresh browser anda. Pergi ke view source. Ketika melihat source tersebut, lihat untuk link judul post. Jika link judul post adalah Hello World, lalu bagian kiri darinya harus title=”Hello World”.

title=”” adalah atribut dari xhtml lainnya untuk tag <a> link. Apapun yang dikutip dari deskripsi link anda. Pada kasus ini, judul dari masing-masing post juga sebuah deskripsi dari link. Itulah mengapa anda menggunakan fungsi PHP the_title() lagi.

Jika anda tidak menggunakan the_title() sebagai sebuah nilai dari title=””, lalu tiap link judul posakan mempunyai deskripsi yang sama. Sebagai contoh, sementara dari the_title(), anda menggunakan title=”Klik saya”, tiap link judul post akan menggunakan Klik saya sebagai deskripsinya.

Sekarang, pergi kembali ke web anda. Arahkan kursor melewati sebuah link judul post, sebuah deskripsi akan muncul sebagai pop up. Itulah apa yang anda tambahkan. Penambahan deskripsi pada link anda juga berguna ketika situs lain harus memindai blog anda. Sebagai contoh Technorati.com, tiap anda mempublish, WordPress menotifikasi Technorati dan situs lain bahwa blog anda telah diupdate. Technorati lalu datang ke blog anda, memindainya, dan mengindeks kesimpulan post anda, dimana terdapat juga deskiripsi judul link.

Insya Allah lain waktu disambung dengan Lanjut dan Sebelumnya

Ikuti Tutorial Berseri tentang Theme WordPress dari awal

,

Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.