Memilih Monitor 21.5" FullHD
Sudah lama sekali saya menginginkan sebuah desktop PC yang lebih bertenaga daripada Notebook. Untuk coding, edit foto, dan yang paling penting upgradeable. Akhirnya setelah dihitung-hitung antara membangun dari awal sebuah unit Desktop PC atau membeli built up, saya lebih tertarik membeli PC Desktop built up dari sisi harga. Desktop yang bertenaga didukung dengan monitor yang keren pula. Saya sempat bingung dalamĀ memilih monitor 21.5″ FullHD
Saya membeli Desktop PC HP Prodesk 290 GT dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Core i3 4150 (3.5GHz) -> bisa diupgrade ke Core i7 gen 4
- RAM DDR3 PC12800 2x4GB -> bisa diupgrade ke DDR3 32GB, ada 4 slot
- HDD 500GB -> cuma ada 2 slot SATA š
- mainboard intel H97
- ada port COM dan Parallel cocok buat mikrokontroler yang masih memakai port itu
- Mouse dan keyboard sudah ada
- minus, no ODD, vga onboard
Tinggal satu yang kurang, yaitu monitor.
Saya ingin monitor yang lebar, bosan di kantor hanya selebar 15.6″, notebook 11.6″ resolusi juga HD biasa.
Dua minggu yang lalu saya membeli monitor TV LG 22MT48A 21.5″, awalnya saya kira ah murah, bisa buat TV, port lengkap ada HDMI, VGA, RCA, bisa putar movie, mp3, foto langsung via USB. Resolusi sudah FullHD, panel IPS. Tetapi karena saya tidak tahan layarnya yang terlalu terang, satu jam saja mata saya sudah perih, leher pegal. Akhirnya saya baru tahu, kenapa banyak orang yang tidak suka memakai TV sebagai monitor. Karena TV lebih nyaman dilihat dari jarak yang cukup jauh, sedangkan monitor, meskipun harganya lebih mahal cukup nyaman untuk dilihat dalam jarak yang cukup dekat dalam waktu yang cukup lama.
Akhirnya saya putuskan daripada komputer yang saya beli tidak dipakai, saya cari monitor yang khusus untuk PC. Saya memilih BenQ karena sudah memakai panel VA. Panel VA berada di tengah-tengah panel TN dan IPS, baik dari view angle maupun kecepatan respons. Di Hi Tech Mall saya mendapatkan Ā monitor BenQ GW2265 yang harganya lebih murah dari online shop. Desain bezel yang tipis, menu yang sederhana dan mudah dimengerti. Port yang ada hanya VGA dan DVI, meskipun tidak ada HDMI, saya cukup puas, karena sudah ada speaker built in. Jadi tidak usah membeli speaker lagi, meskipun suaranya standar suara speaker laptop. Fitur preset untuk pencahayan dan warna monitor bermacam-macam, baik untuk game, foto, maupun membaca teks. Fitur flicker free membuat saya betah memandangi monitor meskipun setelah lebih dari 5 jam memandangi layar untuk browsing maupun edit foto, tidak timbul mata perih, kepala pusing, ataupun pegal-pegal di leher.
Tinggalkan Balasan